Halaman ini dibuat oleh Iqbal Faturrohim.
Walaupun sudah menjadj negara yang dinyatakan merdeka, Indonesia mengalami banyak sekalk pemberontakan dari bangsa dan rakyatnya sendiri. Pada awal-awal kemerdekaan, Indonesia telah menghadapi ancaman disintegrasi diantaranya adalah Pemberontakan PKI Madiun, Pemberontakan DI/TII Jawa Barat, Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah, Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan, Pemberontakan DI/TII Aceh, Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan, Pemberontakan Andi Azis, Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS), Pemberontakan PRRI di Sumatra Utara, Pemberontakan Permesta dan Pemberontakan G30 S/PKI.
A. Konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi/paham :
Pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948 adalah suatu gerakan yang dipimpin oleh Muso yang bertujuan mengganti ideologi negara dengan ideologi Komunis.
Pemberontakan DI TII – DI/TII adalah singkatan dari Darul Islam/Tentara Indonesia. kelompok ini menginginkan adanya negara yang berdasarkan pada islam di wilayah nusantara. Terjadinya pemberontakan oleh DI/TII adalah salah satu upaya mendirikan negara Islam di Indonesia.
Pemberontakan DI/TII terjadi di 5 wilayah di Indonesia, yaitu di Aceh, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. DI/TII sendiri mempunyai seorang penasihat atau dewan imamah bernama Soekarmadji Maridjan Kartosuwirjo.
Berikut Pemberontakan DI/TII di masing-masing wilayah di Indonesia :
Tengku Daud Beureueh menjadi pemimpin dari pemberontakan DI/TII di wilayah Aceh. Pemberontakan ini terjadi karena khawatir akan kehilangan kekuasaan dan juga rasa kecewa karena diturunkannya kedudukan Aceh yang awalnya daerah istimewa menjadi karesidenan di bawah Sumatera Utara.
Cara pemerintah Indonesia untuk meredam DI/TII di Aceh kala itu adalah dengan mengirimkan pasukan menggunakan persenjataan lengkap. Karena merasa terkepung, pemberontakan yang dimulai September 1953 itu akhirnya berakhir pada 21 Desember 1962.
Ketua pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan adalah Ibnu Hadjar. Pemberontakan bermula pada Oktober 1950. Ibnu Hadjar yang merupakan mantan Letnan 2 TNI berhasil memprovokasi masyarakat untuk mendukung gerakannya.
Karena pemberontakan yang dilakukan cenderung berani, pemerintah pun mengambil langkah tegas dan menghancurkan pasukan Ibnu Hadjar pada tahun 1959. Bahkan, pemerintah juga berhasil menangkap Ibnu Hadjar.
Jawa Barat merupakan salah satu lokasi pemberontakan DI/TII yang paling berpengaruh. Pasalnya, mereka memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia atau NII pada tanggal 4 Agustus 1949.
Bahkan, proses pemberantasannya cukup lama. Gerakan ini baru bisa dibubarkan dan menangkap ketuanya pada tahun 1962. Kartosuwirjo yang menjadi aktornya pun ditangkap dan diberi hukuman mati.
Awal mula terjadinya pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah terjadi pada 23 Agustus 1949. Upaya untuk menumpas gerakan itu adalah dengan menunjuk pasukan Banteng Raiders untuk melakukan operasi Gerakan banteng Negara yang akhirnya berhasil mengalahkan DI/TII pada tahun 1954.
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan terjadi pada akhir April 1950. Gerakan ini akhirnya dapat ditumpas oleh operasi militer yang dilakukan pemerintahan Indonesia dan terselesaikan pada tahun 1965 di bulan Februari.
Tujuan didirikannya PKI adalah menggeser dasar negara Indonesia, Pancasila, dengan komunisme. Tujuannya ini dengan cara membangkitkan perasaan revolusioner rakyat Indonesia dari kalangan buruh dan petani yang tertindas oleh kaum borjuis. PKI berusaha mendirikan negara yang berideologi komunis yang tidak sesuai dengan Pancasila. Usaha-usaha yang dilakukan PKI menemui kegagalan karena rakyat Indonesia menginginkan persatuan.
B. Konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan kepentingan :
Peristiwa pemberontakan yang dilakukan oleh APRA ini meletus pada 23 Januari 1950 di Bandung. Pada saat itu APRA melakukan serangan dan menduduki Kota Bandung. Latar belakang pemberontakan APRA ini dipicu oleh adanya friksi dalam tubuh Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS). Friksi yang terjadi itu antara tentara pendukung unitaris (TNI) dengan tentara pendukung federalis (KNIL/KL).
Pemberontakan APRA ini menjadi tragedi politik dan ideologis nasional, tepatnya di masa perjuangan Republik Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. APRA sendiri dipimpin oleh Raymond Westerling dan memiliki 800 serdadu bekas KNIL. Gerakan yang dipimpin oleh Raymond Westerling ini berhasil mengusai markas Staf Divisi Siliwangi, sekaligus membunuh ratusan prajurit Divisi Siliwangi.
Setelah mengusasi Siliwangi, Westerling bekerja sama dengan Sultan Hamid II merencanakan untuk menyerang Jakarta. Tujuannya adalah untuk menculik dan membunuh menteri-menteri Republik Indonesia Serikat (RIS) yang saat itu tengah bersidang. Tapi usaha yang direncanakan oleh Westerling itu bisa digagalkan lho Squad. Semuanya itu berkat pasukan APRIS. APRIS mengirimkan kesatuan-kesatuannya yang berada di Jawa Tengah dan di Jawa Timur. Perdana Menteri RIS pada waktu itu Drs. Moh. Hatta, melakukan perundingan dengan Komisaris Tinggi Belanda dalam merespon hal tersebut.
Berkat perundingan yang diadakan oleh Drs. Moh. Hatta dengan Komisaris Tinggi Belanda, akhirnya Mayor Jenderal Engels yang merupakan Komandan Tinggi Belanda di Bandung, mendesak Westerling untuk meninggalkan Kota Bandung. Berkat hal itu, APRA pun berhasil dilumpuhkan oleh pasukan APRIS.
Tujuan pemberontak yaitu untuk mempertahankan keutuhan Negara Indonesia Timur (NIT).
Gerombolan yang dipimpin Andi Azis menolak masuknya pasukan-pasukan APRIS dari TNI.
Pemerintah mengirim pasukan ekspedisi dan terdiri dari berbagai kesatuan dari ketiga angkatan dan kepolisian.
Pada tanggal 25 April 1950, Republik Maluku Selatan (RMS) diproklamasikan oleh sekelompok orang mantan prajurit KNIL dan masyarakat Pro-Belanda yang di antaranya ialah Dr. Christian Robert Steven Soumokil, mantan jaksa agung Negara Indonesia Timur. Pemberontakan RMS ini merupakan suatu gerakan yang tidak hanya ingin memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur melainkan untuk membentuk Negara sendiri yang terpisah dari wilayah RIS. Pada awalnya, Soumokil, salah seorang mantan jaksa agung NIT ini, juga pernah terlibat dalam pemberontakan Andi Azis. Akan tetapi, setelah upayanya untuk melarikan diri, akhirnya dia berhasil meloloskan diri dan pergi ke Maluku. Selain itu, Soumokil juga dapat memindahkan anggota KNIL dan pasukan Baret Hijau dari Makasar ke Ambon.
C. Konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan pemerintah :
Pemberontakan PRRI merupakan salah satu gerakan pertentangan antara pemeritah daerah dengan pemerintah pusat (Jakarta) yang dideklarasikan pada tanggal 15 Februari 1958 dan diberontak di barat.
Permesta adalah sebuah gerakan militer di Indonesia dan diberontak di timur.
BFO sendiri adalah badan musyawarah negara-negara federal diluar RI, yg dibentuk oleh Belanda. Pada awalnya, BFO berada dibawah kendali Belanda. Namun lama-kelamaan badan ini tidak selalu memihak pada Belanda. Pro-kontra tentang negara negara federal inilah yang kerap menimbulkan pertentangan.
Dampak Negatif :
Dampak Positif :